Hari ini 9 April 2014 , tiba –
tiba jadi semakin banyak penggemar justin biber di Indonesia. Dari tua muda ,
laki perempuan , pokoknya semua yang udah sweet seventeen jarinya pada diunguin.Setelah di kroscek ke
lapangan ternyata bukan biber mania.Ungu – ungu di jari mereka adalah tanda
bukti kalau mereka telah mencoblos di TPS terdekat.
Hari
ini warga berbondong – bondong menuju TPS untuk merayakan pesta demokrasi.Iya
bener pesta demkrasi begitu para kaum politisi menamainya.Pesta bagi caleg yang
terpilih tentunya.Kalau untuk rakyat , ya sebagai rakyat Indonesia saya sih
belum ngerasain pestanya.Masih kalah sama kondangan khitanan tetangga
sebelah.Hehehe.Oh iya untuk caleg yang belum terpilih , masih ada periode depan
kok tetap tenang dan silahkan update di
Instagram masing – masing pakai hastag akurapopo.
Oke
jadi ngelantur kan ya , jadi gini ceritanya waktu hari tenang masa kampany di
salah satu pusat perbelanjaan di kota mode Indonesia, eh masih ada aja orang
yang sebarin stiker coblos mencoblos.Dan tidak hanya itu , di media sosial ada
aja yang kampanye.Ya memang caleg semakin kreatif untuk kampanyenya udah mulai
ngurangin pake baner di pohon – pohon.Ya kita tau lah perbedaan kreatif dan
irit itu selebar daun kelor.Tapi apapun itu , kita patut beri apresiasi untuk
caleg yang tidak merusak pohon.
Yap
, ngelantur part dua jadinya,Oke janji ini adalah inti ceritanya.Tumbenan loh
temen – temen di kampus itu pada gembor – gembor ngajakin nyoblos.Sampe ada
yang bela – belain dateng jemput ke kosan buat nemenin ke TPS.Heran aja sih ,
soalnya sepengetauan aku nih temen – temen tuh pada ga peduli dengan dunia
politik.Usut punya usut ternyata latar
belakang temen – temen, bukan pengen partisipasi pesta demokrasi melainkan partisipasi gebyar
diskon bertema pesta demokrasi.Tapi sebagai mahasiswa yang selalu ijo ini mata
kalau liat diskon ya aku ikut nyoblos juga.Bayangin aja nih , cuma nunjukin
kelingking yang bewarna ungu kita udah bisa makan enak tapi bayar
setengah.Siapa yang ga kepincut beroh ?
Nih , daftar diskon dalam rangka
pesta demokrasi.
Dari fenomena
diatas , sebenarnya ini patut untuk dijadikan bahan koreksi pemerintah.Ya
walaupun ga semuanya , mayoritas masyarakat Indonesia itu tidak berminat untuk
menikmati pesta demokrasi.Mereka mencoblos karena ada embel – embel .Kalau ga
serangan fajar ya diskon.Apalagi pemilu kali ini yang mengharuskan kita memilih
caleg yang jumlahnya banyak banget.Sebenarnya kita ga mau milih bukan karena
emang kita ga mau .Tetapi kita tidak mengenal betul bagaimana kualitas caleg
tersebut,Kita takut salah pilih.Ya akhirnya karena diskon udah di depan mata ,
dari pada salah pilih akhirnya kita dateng tapi kita coblosin semua foto – foto
cantik nan ganteng para caleg.
Emang
kalau kalau mau dibandingin sama warga Indonesia yang berada di Papua sana kita
terlihat egois.Mereka untuk mencoblos diperlukan perjuangan yang berkilo – kilo
meter menuju TPS, nah kita yang di setiap RW ada TPS aja ogah buat nyoblos.Tapi
jangan langsung pandang negatif kita ya.Ya balik lagi ke alasan awal , bukannya
kita ga mau nyoblos tetapi karena kita ga paham betul “siapa” caleg
tersebut.Jumlah caleg yang berjibun itu memperburuk keadaan , makin bikin kita
bingung mau pilih yang mana.
Buat
pemerintah perlu dievaluasi lagi , sebenarnya sudah bagus mengadakan pemilu
untuk demokrasi.Tapi perlu dikaji ulang , bandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan dengan hasil yang di dapat.Apakah hasil pemilu itu sudah berhasil
menyaring caleg yang benar – benar cock untuk Indonesia 5 tahun ke depan ?
Karena berdasarkan realita di lapangan , masyarakat hanya asal coblos tanpa
mengerti siapa yang mereka coblos.
0 komentar:
Post a Comment